H.LILY MAULANA KETUA FORUM RW KOTA BANDUNG BEKERJASAMA DENGAN PADIGITAL LAUNCHING PROGRAM LPS ( LUMBUNG PANGAN SEJAHTERA)
BANTU WARGA KOTA BANDUNG TEKAN MAHALNYA HARGA BERAS.
Bandung –SILIWANGINEWS.NET === KETUA FORUN RW KOTA BANDUNG , H.LILY MAULANA dalam sambutannya menyampaikan, ” Bukan ketahanan pangan pemerintah melainkan sistem Padigital yang bersama Forum RW Kota Bandung merealisasikan mudahnya mendapatkan beras murah tanpa mengurangi pendapatan petani.
“Sistem Padigital sudah berjalan selama 2 tahun. Kini ekspansi ke Kota Bandung dengan Launching Program LPS (Lumbung Pangan Sejahtera) Jumat, (21/06) di ruang Cafe Otilie, jalan Hasanudin No. 7 Kel. Lebak Gede, Kec. Coblong, Kota Bandung.
Ketua Forum RW Kota Bandung H. Lily Maulana SH, menerangkan bahwa sesuai dengan slogan atau tema yang ada di logo yaitu Lumbung Bangun Sejahtera, Kebersamaan untuk Kesejahteraan. Kata Lily, kami bagian daripada kemitraan yang digagas oleh HPA Digital untuk menyiapkan konsumen sesuai dengan programnya yaitu membantu meringankan beban warga masyarakat di Kota Bandung.
Dalam hal ini, terjadi di pasaran harga beras begitu mahal, kami mencoba mencarikan solusi, itu untuk benar-benar memperhatikan warga masyarakat agar tidak terlalu dibebankan dengan harga beras yang mahal di pasaran. Maka dengan kerjasama ini, sangat terbantu sekali warga Kota Bandung dan harus ikut serta untuk masuk sistem Padigital.
Lily menyaampaikan bahwa teknisnya ini petani yang menentukan harga, kami yang menerima. tentunya ini akan memangkas dan ujungnya akan meringankan warga masyarakat dalam kebutuhan pangan, dalam hal ini adalah harga beras.
Haji Lily Maulana Ketua Forum RW Kota Bandung menjelaskan,” Nantinya pengelolaan sistem Padigital harus dipahami semua Ketua RW bahkan menjadi program pemberdayaan dari pengurus RW dan RT. Ini sangat membantu peran RW dan RT.
Maka dari itu, kerjasama Padigital harus didorong agar membantu kinerja RT/RW di dalam masalah penanganan pangan. karena ini mengarah kepada kesejahteraan ekonomi para pengurus RW. Harapan selanjutnya tambah H. Lily sesuai depot yang dibuka hari ini, baru dua depot. Kami merencanakan di tahap kedua adalah 40 depot di 151 kelurahan. Satu depot itu kami sediakan konsumen minimal di 4.000. Jadi kalau 4.000 x 40, setidaknya masuk kepada 30% warga Kota Bandung untuk bisa menerima beras murah ini. Tentunya bukan berarti tidak semua yang akan kami kawal, tetapi itu adalah target kami, tutup Haji Lily Maulana.
Dalam Sambutan Pamrihadi Wiraryo, SH menjelaskan bahwa semua dihadapkan dengan harga bahan baku yang relatif cukup mahal. Contoh saat ini beras harganya antara Rp 14.000 sampai Rp 16.000 di pasar. Sementara kita tahu bahwasannya HPP-nya atau biaya produksinya relatif tidak terlalu tinggi di mana kita lakukan budidaya-budidaya sendiri.Oleh sebab itu, dengan kolaborasi kita harapkan masyarakat akan bisa menerima manfaatnya. Sebagai gambaran saat ini masyarakat bisa membeli beras yang seperti kita maksudkan di sini dengan harga Rp 10.900 yang manakala di pasar selisihnya hampir Rp 4000. Jadi masyarakat tidak perlu lagi khawatir dengan harga di pasaran. saatnya masyarakat bisa mendapatkan di depo-depo dengan harga Rp 10.900 sampai Rp11.000 dan ini dikelola oleh para pengurus Rukun Warga.
Artinya, lanjut Pamrihadi, nilainya sama dengan 20% lebih rendah dari HET atau harga eceran tertinggi.”saya yakin, semua akan mendukung program ini,” Ungkapnya seperti yang dikutip dari Poros Media.
Kegiatan yang diikuti perwakilan masyarakat sekitar dengan penggiat Forum RW Kota Bandung, Lembaga Pengembangan Masyarakat (LPM) Kel. Lebak Gede dan beberapa undangan diantaranya Sekcam Coblong Ibu Farida, Ketua Forum RW Kota Bandung H. Lily Maulana, SH, Pamrihadi Wiraryo, SH, MH sebagai chief executibe officer, Padigital Graha Utama, Carmin Sanjaya Ketua Perpadi (Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia) Jabar, Ibu Inong (Ketua Forum RW kel. Lebak Gede), Peltu Suhardiman selaku Babinsa Kel. Lebak Gede, Lurah Lebak Gede Cecep Rohmat Soleh, Bhimaspol Kel. Lebak Gede, Perwakilan Ketua Forum RW Kelurahan Kecamatan Coblong dan Ketua LPM Kel. Lebak Gede Sugito.
Kegiatan dilanjutkan menuju Depo I untuk prosesi gunting pita di RW 09, Kel. Lebak Gede, Kec. Coblong, Kota Bandung yang digawangi Ibu Inong sekaligus Ketua Forum RW, Kel. Lebak Gede yang ada di jalan Tengku Angkasa. Sepakat semua undangan jalan kaki menghadiri Depo yang memiliki tagline Posko ‘Selingkuh’ (Selamatkan Lingkungan Hidup).
HAJI LILY MAULANA KETUA FORUM RW KOTA BANDUNG BERSAMA BAPAK PAMRIADI WIHARYO SH, MH CHIEF EXECUTIVE OFFICER PADIGITAL GRAHA UTAMA
IBU INONG BERSAMA HAJI LILY MAULANA KETUA FORUM RW KOTA BANDUNG BERSAMA BAPAK PAMRIADI WIHARYO SH, MH CHIEF EXECUTIVE OFFICER PADIGITAL GRAHA UTAMA
Di Depo I inipun, Ibu Inong menjelaskan tentang Poskonya yang menyulap sarana Brandgang [dikenal juga sebagai jalan setapak atau gang yang biasa terdapat di bagian samping dan belakang rumah, sekaligus menjadi pemisah] yang menanam beberapa jenis tanaman seperti seladah bokor, cabe rawit, anggur, mangga dsb. dengan cara sistem biopori, ditanam di pot dan disusun pada atap Brandgang. sementara Sugito Ketua LPM Kel. Lebak Gede, Kec. Coblong, Kota Bandung menjelaskan pentingnya tanaman di Brandgang hingga penampung sampah organik karya LPM Lebak Gede, ada juga ernak Magot dan rencana penetasan telur ayam.
Sesuai meresmikan Depo I dan menghadiri Depo II di RW 03, Kel. Sekeloa, Kec. Coblong, Kota Bandung para undangan kembali ke Cafe Otilie untuk melanjutkan penandatanganan surat kerja sama antara Padigital Graha Utama yang diwakilkan Pamrihadi Wiraryo dan Ketua Forum RW Kota Bandung H. Lily Maulana SH.
Di sesi konfrensi pers Pamrihadi Wiraryo menambahkan bahwa Lumbung Pangan Sejahtera Padigital sudah memiliki ekosistem lengkap agriculture baik perusahaan maupun organisasi.
Karena itu, masyarakat harus merasakan manfaatnya. karena itu, pengenalan di kota Bandung. di mana tadi kita sudah lihat, dan meresmikan dua depot yang ada di Bandung. Dimana ini yang menjadi keinginan kami memberikan manfaat kepada warga masyarakat dan bagaimana melibatkan unsur-unsur masyarakat yang ada di daerah yaitu forum RTRW agar bisa terlibat aktif mendapatkan peningkatan ekonomi.
Masih kata Pamrihadi Wiraryo, ke depan Padigital menargetkan penambahan pada tahap awal sudah dibuka 2 depot, tahap 2 adalah 40 depot dan tahap 3 ada 102 depot di Kota Bandung. Artinya bisa ada tambahan bagi yang terlayani dengan mendapatkan harga bahan pokok yang relatif lebih murah. apakah nantinya akan menggandeng pemerintah dan perusahaan lain, Pamrihadi menjelaskan sebenarnya Padigital berusaha untuk merangkul komunitas-komunitas untuk bisa mengoptimalkan potensi-potensi daerahnya.
Tujuannya juga selain warga masyarakat di sekitar bisa mendapatkan harga murah, kita juga bisa mendorong perekonomian di daerah tersebut melibatkan komunitas, sehingga terbantu perekonomiannya.
Contoh, ibu-ibu yang membantu atau katakanlah warga masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan juga bisa terlibat dalam pendistribusian. Terkait hambatan, bagi Padigital sejauh ini kami bisa mengantisipasinya dengan menggunakan resi gudang. Resi gudang yaitu jumlah panen pada saat panen raya, terus kemudian kelebihan panen itu kami simpan. dengan adanya Padigital para pelaku pasar bisa dijadikan satu sinergi. artinya para pedagang beras yang ada di pasar itu bisa terlibat dalam pendistribusian. Itu yang pertama. Yang kedua, kami mentargetkan kurang lebih 30%, itu maksimal. Sehingga dengan 30% itu artinya mengurangi produk yang berusaha, yang beredar di pasar. Dengan mengurangi produk yang beredar di pasar, otomatis inflasi bisa dikendalikan. Yang ketiga adalah dengan maksimal 30% market share dari depo tersebut, tentu saja harapannya tidak mengganggu pedagang-pedagang pasar.
Adanya perputaran uang yang dilihat di depot I dan II, sebetulnya tidak ada transaksi cash ( tunai) terlibat saat ini. Jikalau masih ada cash karena tahap sosialisasi. seharusnya tidak ada.
Nantinya Padigital akan bekerjasama dengan pihak bank. Ya, kita harapkan bank yang bisa terlibat adalah bank pemerintah, utamanya adalah Bank BRI dalam rangka untuk mempercepat proses transaksi. harapannya sistem dihulu dulu dirapihkan.
Sugito Ketua LPM Kel. Lebak Gede, Kec. Coblong, Kota Bandung menjelaskan pentingnya tanaman di Brandgang hingga penampung sampah organik karya LPM Lebak Gede, ada juga ernak Magot dan rencana penetasan telur ayam.
di sesi konfrensi pers Pamrihadi Wiraryo menambahkan bahwa Lumbung Pangan Sejahtera Padigital sudah memiliki ekosistem lengkap agriculture baik perusahaan maupun organisasi.
Karena itu, masyarakat harus merasakan manfaatnya. karena itu, pengenalan di kota Bandung. di mana tadi kita sudah lihat, dan meresmikan dua depot yang ada di Bandung. Dimana ini yang menjadi keinginan kami memberikan manfaat kepada warga masyarakat dan bagaimana melibatkan unsur-unsur masyarakat yang ada di daerah yaitu forum RTRW agar bisa terlibat aktif mendapatkan peningkatan ekonomi.
Masih kata Pamrihadi Wiraryo, ke depan Padigital menargetkan penambahan pada tahap awal sudah dibuka 2 depot, tahap 2 adalah 40 depot dan tahap 3 ada 102 depot di Kota Bandung. Artinya bisa ada tambahan bagi yang terlayani dengan mendapatkan harga bahan pokok yang relatif lebih murah. apakah nantinya akan menggandeng pemerintah dan perusahaan lain, Pamrihadi menjelaskan sebenarnya Padigital berusaha untuk merangkul komunitas-komunitas untuk bisa mengoptimalkan potensi-potensi daerahnya.
Tujuannya juga selain warga masyarakat di sekitar bisa mendapatkan harga murah, kita juga bisa mendorong perekonomian di daerah tersebut melibatkan komunitas, sehingga terbantu perekonomiannya.
Adanya perputaran uang yang dilihat di depot I dan II, sebetulnya tidak ada transaksi cash ( tunai) terlibat saat ini. Jikalau masih ada cash karena tahap sosialisasi. seharusnya tidak ada.
Nantinya Padigital akan bekerjasama dengan pihak bank. Ya, kita harapkan bank yang bisa terlibat adalah bank pemerintah, utamanya adalah Bank BRI dalam rangka untuk mempercepat proses transaksi. harapannya sistem dihulu dulu dirapihkan.
Lanjut Pamrihadi, keterlibatan para petani harus bersama-sama bermitra atau bersinergi dengan Pak Digital. Karena di sini prinsipnya adalah petani menjual produknya dalam bentuk beras. Jadi bukan dalam bentuk gabah. petani juga sebagai price manager, bukan price taker. Jadi kalau selama ini petani hanya menerima, katakanlah tengkulak membeli harganya sekian, kalau ini enggak, price maker.
Jadi berapa HPP-nya, berapa dia akan jual, untungnya dia berapa. Ya, tentu saja kita juga meyakinkan petani menjualnya harus di bawah harga pasar, supaya apa? Supaya warga masyarakat tidak keberatan. Yang ketiga adalah akan menggandeng para perusahaan-perusahaan khususnya yang aplikasi agrikultur, agar mereka bisa memfasilitasi pinjaman lunak yaitu bibit, pupuk, insektif kepada petani, sehingga petani bisa fokus kepada pertaniannya.
terakhir adalah melibatkan para ahli pertanian, untuk memastikan produktivitasnya meningkat dengan sistem yang dimiliki tersebut.
Akui Pamrihadi, saat ini sudah bagus sistem skemanya hulu sampai hilir. Ya, Padigital akan terlibat terus dalam pengembangan ekosistem ketahanan pangan mulai dari hulu sampai hilir.
” Nah, saat ini sudah ada permintaan untuk membuka depo di Jakarta, terus kemudian tadi di Lumajang maupun di Kalimantan Timur.
Nah, target kita mungkin dalam spread-in ke seluruh Indonesia, sehingga dengan spread-in ke seluruh Indonesia, kita harapkan warga praksis Jakarta bisa mendapatkan manfaat dari aplikasi Padigital tersebut.
” Sejauh ini kami masih berinisiasi sendiri, dalam arti belum ada intervensi dari Kementerian untuk terlibat. Kedepannya mudah-mudahan saja bila mana ada intervensi dari Kementerian, akan membuat menjadi lebih cepat penetrasi. Di Bandung kerjasama yang di dukung Forum RW sangat luar biasa. Jadi ini buat percontohan juga di daerah lain agar Forum RTRW-nya terbentuk, pungkas Pamrihadi.
Foto /sumber Narasi Jajat Sudrajat
Martika Edison siliwanginews.net