KETUA MADA LVRI BALI I GUSTI BAGUS SAPUTRA KUKUHKAN TEAM.EKSPEDISI MERAH PUTIH CINTA TANAH AIR DI MPB

KETUA MADA LVRI BALI I GUSTI BAGUS SAPUTRA KUKUHKAN TEAM.EKSPEDISI MERAH PUTIH CINTA TANAH AIR DI MPB
DALUNG , BALI, SILIWANGINEWS.NET ======= Ketua Mada LVRI Bali I Gusti Bagus Saputra mengukuhkan team Ekspedisi Merah Putih Cinta Tanah Air di Monumen Perjuangan Bangsal 16 Agustus 2024, pada Peringatan Menenangkan 79 tahunPuncak Pertemuan Rahasia Perjuangan Gerakan Bawah Tanah Perang Kemerdekaan RI Di Bali.
Sekaligus peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia, HUT ke-60 Korps Menwa Ugracena Bali dan HUT ke-6 Media Online Atnews.
Team Ekspedisi ini akan melakukan pengarahan/ pembentang Bendera mulai ukuran 50 m, 100 m dan 200 m baik di puncak gunung, danau pantai kampus, kampus di monumen di desa maupun di kota se Bali.
Tujuannya, untuk membangkitkan semangat cinta Tanah air dan memeriahkan kepindahan ibu kota Negara Dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Timur.
Kegiatan itu dihadiri Keluarga Besar Gugus Kebangsaan Provinsi Bali diantaranya Ketua DPD LVRI Bali I Gusti Bagus Saputera, Ketua Umum MPB, Dr. Bagus Ngurah Putu Arhana, SpA (K)., Ketua PPM Bali Made Putra Wijaya, Ketua Harian MPB Bagus Ngurah Rai , Ketua Yayasan Ugracena Membangun, Drs. Made Dharma Putra, S.T, Kasmen Ugrasena Bali dr Mumtazah M , S.Ked, Dirut Atnews I Wayan Artaya, Pemimpin Perusahaan Atnews Bambang Suminto.
Bagus Saputera mengingatkan generasi muda agar tidak melupakan sejarah Bangsal dan perjuangan para leluhur masyarakat Gaji, Dalung Badung. “Leluhur masyarakat Gaji 100 persen merah putih,” ujarnya.
Untuk itu, MPB sebagai situs sejarah tersebut yang merupakan peristiwa ke-7 dari 49 peristiwa penting sejak perjuangan dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia 1942-1948 di Bali.
MPB juga memiliki benang merah yang sangat kuat dengan monumen Operasi Lintas Laut Jawa-Bali di Gilimanuk dan Monumen pendaratan I Gusti Ngurah Rai. Disamping itu juga ada kaitannya dengan Monumen Munduk Malang serta Taman Pujaan Bangsa (TPB) Margarana, tempat pertempuran pasukan Indonesia yang dipimpin I Gusti Ngurah Rai melawan tentara Nica.
Dengan demikian, pihaknya menaruh perhatian besar terhadap MPB yakni markas tempat perjuangan bawah tanah di Kabupaten Badung, Bali yang sangat bermanfaat bagi para pejuang mendapat berbagai informasi berkaitan dengan perjuangan kemerdekaan RI.
Bangsal sebagai pusat informasi. Sejumlah pemuda pejuang Revolusi dan Perang Kemerdekaan Indonesia yang bekerja di perusahaan milik Jepang yakni Haikiyu Kumiae atau Cokorda Agung dari Singapadu dan Anak Agung Anom Dada dari Batubulan, Kabupaten Gianyar selalu memberikan informasi tentang kondisi Jepang kepada Ida Bagus Rata salah satu pejuang MPB.
Informasi yang telah diterima tersebut kemudian diteruskan kepada semua pejuang bawah tanah di Badung dan sekitarnya secara berantai.
Pada 16 Agustus 1945 atau 79 tahun yang silam terjadi pertemuan rahasia cukup besar dan sangat bersejarah di gudang kopra Bangsal yang dikenal dengan nama MPB.
Pada saat itu pertemuan dihadiri oleh sejumlah perwira PETA berpangkat codanco setingkat kapten dan beberapa tokoh pejuang Bali. Jumlahnya sekitar 30 orang bertujuan untuk menaikkan bendera merah putih dan mengatur strategi untuk menyerang tentara Jepang dan mengambil alih pemerintahan dari Jepang.
Pada saat yang sama dipersiapkan pula sebuah organisasi perlawanan yang disebut Barisan Perlawanan Rakyat (BPR) dalam bentuk organisasi pencaksilat yang diberinama Eka Santosa Stiti ( ESSTI). Kemudian pada 19 Agustus 1945 kembali diadakan rapat rahasia di Bangsal yang dihadiri kalangan pemuda intelektual dan orang-orang sakti yang bisa menjadi leak, diantaranya tokoh yang hadir antara lain Made Wijakusuma (pimpinan rapat) Pak Mandera, kemudian pernah menjabat Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pemprov Bali. dan Ida Bagus Pidada, pernah menjadi pimpinan BRI Denpasar.
Pertemuan tersebut memutuskan untuk menyerang Jepang pada tanggal 22 Agustus 1945, karena ketika rencana itu dikonsultasikan kepada I Gusti Ngurah Rai, ternyata Pak Rai berpendapat lain, menyarankan agar serangan tersebut ditunda beberapa saat karena situasi belum memungkinkan.
Tanggal 1 januari 1946 kembali diadakan pertemuan rahasia di Bangsal, pada saat itu ditetapkan sebuah keputusan bahwa Pemuda Republik Indonesia (PRI) dilebur menjadi Staf K III DPR (Dewan Perjuangan Rakyat Indonesia dibawah komando I Gusti Ngurah Rai).
Selanjutnya bangsal sangat berperan dalam proses perjuangan perang kemerdekaan di Bali, karena selalu dimanfaatkan sebagai tempat transit bagi pejuang dari Denpasar.
Para pemuda pejuang dari Denpasar yang akan membawa logistik dan informasi ke kawasan hutan di Tabanan selalu memanfaatkan rumah milik almarhum Bagus Made Wena di Banjar Gaji dan rumah bangsal sebagai tempat persinggahan sementara sebelum menuju tempat sasaran yang dituju.
“Saya mengapreasi kebaikan dan pengorbanan almarhum Bagus Made Wena dalam mendukung para pejuang kemerdekaan,” ujarnya.
Perjuangan itu, diharapkan tetap dilanjutkan oleh generasi mendatang sehingga tercapai tujuan bangsa Indonesia. Dalam momentum Pilkada 2024, diharapkan pemimpin yang terpilih bisa meneladani para pejuang dan mengambil spirit itu dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.
Sementara itu, Ketua PPM Bali Made Putra Wijaya sebagai generasi penerus angkatan 45 harusnya juga terpanggil untuk mengisi kemerdekaan menuju masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Meskipun hal tersebut bukan suatu pekerjaan yang mudah, melainkan jauh lebih sulit dari mengusir para penjajah.
“Generasi penerus perjuangan angkatan 45 bagaimana bisa melanjutkan perjuangan para pendahulu karena sejatinya penjajahan masih di sekitar kita, meskipun bukan dalam bentuk kolonialis, tetapi kita berhadapan dengan kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan,” ungkapnya.
Sedangkan, Ketua Umum MPB, dr. Bagus Ngurah Putu Arhana,Sp. A(K) menuturkan berawal pada tahun 1996, tepatnya 16 Agustus 1996. Saat pertemuan ratusan veteran se-Bali di kawasan MPB (Monumen Perjuangan Bangsal) Pak Joko (Made Wija Kusuma) menyampaikan orasi tentang peran Bangsal dalam perang kemerdekaan Indonesia.
Pihak Keluarga Besar MPB yang telah bersepakat untuk merenovasi artefak sejarah (karena himbauan Pak Joko kepada Pemerintah tidak kunjung terwujud), melangkah sesuai dengan kemampuan yang ada.
Gayung bersambut, dukungan moril dari putera-puteri pejuang bergulir sampai akhirnya diresmikan 10 November 2008 oleh Gubernur Bali Mangku Pastika yang kini sebagai Anggota DPD RI Dapil Bali dengan penandatangan prasasti dan Wakil Gubernur Anak Agung Ngurah Puspayoga membuka selubung papan nama MPB.
Dalam kurun waktu 15 tahun sejak diresmikan, MPB telah melakukan sekitar seribuan kegiatan. Begitu juga (Alm.) Prof. Windia mengikuti dan mengisi hampir seluruh aktifitas tanpa mengenal lelah. Kini telah lahir prof Windia sebagai anak kecil. Terima kasih support pemuka Desa Dalung.
Maka dari itu, MPB bisa memberikan inspirasi perjungan yang kekal dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang adil dan makmur menuju generasi Indonesia emas 2045. (Humas MPB/001).
Martika Edison siliwanginews.net