Budaya, Agama, dan Harga Diri: Jati Diri Manusia di Muka Bumi

Oleh.

H.HOLIL AKSAN UMARZEN

Sejak awal penciptaan manusia, Nabi Adam AS diutus ke bumi sebagai makhluk mulia yang memiliki tugas besar sebagai khalifah Allah di muka bumi. Sebagai manusia pertama, Adam telah dibekali oleh Allah dengan tiga hal utama sebagai fondasi utama dalam menjalankan amanahnya: budaya, agama (tauhid), dan harga diri. Ketiga aspek ini merupakan landasan utama yang membentuk jati diri manusia, sekaligus sebagai kunci keberhasilannya dalam mengelola dan memakmurkan bumi.

Budaya: Warisan Nilai dan Identitas Manusia

Budaya adalah warisan nilai dan kebijaksanaan yang diberikan Allah kepada manusia sejak awal penciptaan. Ia menjadi identitas dan fondasi moral yang harus dijaga serta dikembangkan agar manusia tetap bermartabat dan beradab. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dan Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq: 5)

Ini menunjukkan bahwa Allah mengajarkan kepada manusia berbagai nilai dan ilmu, yang kemudian berkembang menjadi budaya yang beradab dan bermartabat. Budaya yang baik dan sesuai dengan fitrah manusia akan memperkuat karakter dan menjadikan manusia mampu menjalankan amanah sebagai khalifah dengan penuh tanggung jawab.

Agama: Petunjuk dan Landasan Moral

Agama, khususnya dalam Islam melalui konsep tauhid, adalah petunjuk utama yang menghubungkan manusia dengan penciptanya. Tauhid mengajarkan bahwa Allah adalah satu-satunya pencipta dan penguasa alam semesta, serta menanamkan keyakinan bahwa segala kekuatan dan keberhasilan berasal dari Allah semata. Allah berfirman:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56)

Tauhid adalah fondasi utama dalam kehidupan manusia yang mengingatkan bahwa segala sesuatu bergantung kepada Allah, dan manusia harus hidup sesuai dengan perintah-Nya. Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan niatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dengan memahami dan mengamalkan tauhid, manusia mampu mengenal hakikat keberadaan dan tujuan penciptaannya, sehingga hidupnya tidak hanya berorientasi dunia, tetapi juga penuh makna dan penghambaan kepada Allah. Agama menjadi landasan moral dan spiritual yang menguatkan manusia untuk hidup jujur, adil, dan penuh kasih sayang.

Harga Diri: Cermin Kemuliaan Manusia

Harga diri adalah penghargaan dan rasa percaya diri terhadap keberadaan diri sendiri. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak cucu Adam…” (QS. Al-Isra: 70)

Ini menunjukkan bahwa manusia telah dimuliakan Allah dan memiliki kedudukan mulia. Dengan harga diri yang tinggi, manusia mampu menjalani hidup dengan penuh rasa hormat dan tanggung jawab. Rasulullah SAW bersabda:
“Setiap anak Adam dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, Majusi, atau yang lainnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ini menegaskan bahwa manusia secara fitrah memiliki potensi kemuliaan dan kedalaman spiritual, sehingga menjaga dan mengembangkan harga diri adalah bagian dari menjaga kemuliaan tersebut.

Manusia Sempurna secara Lahir dan Bathin

Dengan mengintegrasikan budaya, agama (tauhid), dan harga diri, manusia menjelma sebagai makhluk yang sempurna secara lahir dan bathin. Mereka mampu menampilkan karakter yang mulia, beradab, dan penuh keberkahan sesuai dengan tujuan utama penciptaan manusia: menjadi khalifah yang bertakwa, bermartabat, dan mampu menyeimbangkan aspek spiritual dan material kehidupan.

Allah berfirman:
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah: 195)

Dan Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah yang paling bertakwa.” (HR. Muslim)

Ini menunjukkan bahwa manusia yang berkarakter baik, beradab, dan bertakwa akan menjadi makhluk yang sempurna, sesuai dengan tujuan penciptaan.

Kesimpulan

Membangun jati diri manusia sebagai khalifah yang sempurna di muka bumi tidak bisa dilakukan secara parsial. Ia harus didasari oleh fondasi yang kokoh dari budaya, agama (tauhid), dan harga diri. Ketiganya adalah pilar utama yang menentukan kualitas manusia dan keberhasilannya dalam menegakkan amanah Allah. Dengan meneguhkan dan mengamalkan nilai-nilai ini, kita akan mampu menciptakan masyarakat yang berkarakter, beradab, dan penuh keberkahan, serta menjadikan bumi ini tempat yang layak untuk dihuni dan diberkahi oleh Allah.

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan