Gawat! Sejumlah Pejabat BPBD Pesisir Selatan, Diduga Terima Suap Proyek dari Kontraktor

Painan,Siliwanginews.net ======== Kabar mengejutkan datang dari Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), terkait dugaan praktik korupsi yang melibatkan pejabat di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), setempat menerima suap dari kontraktor.

Sejumlah informasi yang berhasil dihimpun Prokabar.com, ada indikasi suap yang diterima oleh oknum pejabat BPBD terkait dengan pelaksanaan delapan paket proyek yang direncanakan selesai pada Maret 2025.

Delapan proyek tersebut diantara lain, ruas jalan Salido-Bungo Pasang, Kecamatan IV Jurai pagu dana Rp2,75 miliar, Jembatan Gantung di Kampung Baru Tamban, Kecamatan IV Jurai pagu dana Rp2,1 miliar, pembangunan Jembatan Gantung di Teratak Tempati, Kecamatan Batang Kapas pagu dana Rp1,9 miliar, dan pembangunan Jembatan Gantung Surau Pasi di Batang Lubuk Nyiur, Kemacetan Batang Kapas pagu dana Rp2,1 Miliar.

 

Foto ; net / ist

Selanjutnya, pembangunan Tebing Sungai Batang Lumpo, Kecamatan IV Jurai pagu dana Rp1,8 Miliar, pengerjaan Sungai Batang Painan, Kecamatan IV Jurai pagu dana Rp6,5 miliar, pembangunan Sungai Batang Suantih di Ampalu 2,75 miliar, dan pembangunan Normalisasi Batang Pelangi Kecamatan Ranah Pesisir, pagu dana Rp3,6 miliar.

Proyek-proyek yang seharusnya dimaksudkan untuk membantu pemulihan wilayah terdampak bencana diduga Pejabat menerima suap dari kontraktor. untuk kepentingan pribadi beberapa oknum pejabat di instansi tersebut.

Salah seorang kontraktor inisial I (46) mengungkapkan, sejumlah pejabat di BPBD Pesisir Selatan, diduga menerima uang suap dari kontraktor yang memenangkan proyek pemulihan pasca bencana di daerah tersebut.

Suap diberikan agar proyek-proyek yang seharusnya memenuhi standar kualitas dan prosedur bisa diproses tanpa hambatan.

Menurutnya, jumlah uang yang diminta oleh beberapa orang pejabat di BPBD bervariasi tergantung pada skala proyek yang diterima. Beberapa bahkan mengaku memberikan uang secara langsung kepada pejabat BPBD Pesisir Selatan untuk memastikan proyek mereka tidak terkendala masalah administratif.

“Suap yang diterima oleh sejumlah pejabat di BPBD dari kontraktor bervariasi ada yang nyetor Rp50 juta, Rp60 juta dan bahkan Rp120 juta,” ujarnya.

Bencana alam yang menimpa Pesisir Selatan telah menyebabkan kerusakan infrastruktur di sejumlah wilayah. Dana yang dialokasikan oleh BNPB Pusat untuk pemulihan pasca bencana sangat vital untuk membantu warga yang terdampak.

Namun, jika dugaan suap ini terbukti benar, maka dana yang seharusnya digunakan untuk pemulihan justru disalahgunakan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

“Jika ini benar adanya, itu sangat merugikan kami. Kami hanya ingin agar jalan, jembatan, dan penahan tebing bisa diperbaiki dan kehidupan kami kembali normal,” ujar seorang warga Haris (46).

Warga yang sebelumnya berharap ada percepatan proses pemulihan, kini merasa khawatir bahwa dana yang seharusnya untuk mereka malah mengalir ke pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Lanjut Haris mengatakan, dugaan suap ini menambah panjang daftar masalah yang ada dalam pengelolaan bantuan pasca bencana.

Menurutnya, transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan proyek bencana harus menjadi prioritas agar pembangunan yang benar-benar relevan.

“Pengawasan yang ketat pada proyek-proyek pasca bencana sangat penting. Jika ada celah untuk korupsi, maka kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah bisa hancur. Oleh karena itu, aparat penegak hukum perlu segera mengusut tuntas kasus ini,” ujarnya.

Masyarakat Pesisir Selatan yang daerahnya terdampak bencana sangat berharap agar kasus ini dapat diselesaikan dengan cepat dan transparan. Mereka menuntut keadilan agar proyek-proyek pemulihan yang seharusnya membantu mereka bisa berjalan dengan baik tanpa adanya intervensi atau penyalahgunaan anggaran.

“Semoga ini bisa diusut tuntas. Kami tidak ingin masalah baru muncul dalam situasi seperti ini,” ujar salah seorang warga yang terdampak bencana.

Dugaan suap yang melibatkan pejabat BPBD Pesisir dalam proyek pasca bencana menjadi sebuah peringatan serius akan.

Adi Kampai siliwanginews.net

Martika Edison

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan