Kota Bandung -Siliwanginews.net
Bahasa Sunda bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga bagian dari identitas budaya yang harus dijaga. Dalam sebuah acara sarasehan yang digelar oleh Persatuan Pencak Silat Indonesia (PPSI) Kota Bandung,Jl peta no 209 Padepokan Seni Mayang Sunda (18/2/2025).para praktisi budaya, akademisi, dan tokoh masyarakat menyoroti pentingnya upaya pelestarian bahasa daerah.
Ketua DPD PPSI Kota Bandung menegaskan bahwa melestarikan bahasa Sunda adalah tanggung jawab bersama. “Bahasa yang hilang akan membawa dampak pada hilangnya budaya, dan jika budaya lenyap, maka sebuah bangsa bisa terancam kehilangan jati dirinya,” ujarnya.
Acara ini juga mendapatkan dukungan dari berbagai komunitas yang peduli terhadap bahasa dan budaya Sunda. Mereka menekankan perlunya sinergi antara masyarakat dan pemerintah dalam melestarikan bahasa ibu. UNESCO telah menetapkan Hari Bahasa Ibu Sedunia sebagai momentum untuk mengingatkan dunia akan pentingnya menjaga keberagaman bahasa sebagai warisan yang berharga.
Para peserta sarasehan mengusulkan agar pemerintah tidak hanya sekadar menghemat anggaran untuk program budaya, tetapi memastikan alokasi dana yang tepat sasaran, terutama bagi para pelaku budaya yang telah berkontribusi dalam menjaga tradisi. “Pelestarian budaya bukan sesuatu yang instan. Ini adalah proses panjang yang memerlukan pembinaan sejak dini, termasuk melalui pendidikan formal,” tambah salah satu praktisi budaya.
Di sektor pendidikan, kepala SDN 095 bahkan Jati menyoroti pentingnya penggunaan bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-hari, terutama di kalangan pelajar. Ia menyarankan agar sekolah memiliki program pembiasaan berbahasa Sunda, seperti hari khusus berbicara dalam bahasa Sunda, serta workshop bagi guru agar mereka lebih kompeten dalam mengajarkan bahasa daerah.
Selain itu, komunitas Baladewa dan berbagai organisasi lainnya juga menyatakan kesiapan mereka untuk berkolaborasi dengan pemerintah dalam membangun ekosistem budaya yang lebih kuat. “Jangan hanya berbicara tentang kompetensi akademik guru, tetapi juga kompetensi mereka dalam mengajarkan bahasa dan budaya lokal,” kata salah satu peserta diskusi.
Sebagai bagian dari upaya nyata, PPSI Kota Bandung terus membina perguruan pencak silat yang tidak hanya mengajarkan bela diri, tetapi juga menanamkan nilai-nilai karakter bangsa melalui budaya. “Pencak silat bukan sekadar olahraga, tetapi juga media untuk membentuk jati diri dan karakter anak bangsa,” pungkas Ketua DPD PPSI.
Dengan komitmen bersama antara pemerintah, komunitas, dan dunia pendidikan, diharapkan bahasa Sunda tidak hanya bertahan, tetapi juga semakin berkembang sebagai bagian dari kebanggaan budaya masyarakat Jawa Barat.
Hilman R