PANCASILA DALAM PUSARAN GLOBALISASI

Oleh; Dr. Ir. Parlaungan Adil Rangkuti MSi

 

Dosen PPKN IPB/Ketum RBNI
Pancasila secara konstitusional final bagi bangsa Indonesia sebagai dasar dan
ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) didasarkan kepada Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945). Dalam alinea keempat dengan tegas dinyatakan bahwa “…. disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan
Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia, memiliki peran mendasar dalam menentuan arah pembangunan nasional menuju terwujudnya cita-cita atau tujuan bangsa yakni: “membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.

Setiap periode pemerintahan diamanatkan oleh konstitusi untuk mewujudkan cita-cita atau tujuan bangsa Indonesia melalui pembangunan nasional secara berkelanjutan yang perencanaannya dikemas melalui proses demokrasi Pancasila.

Dari perjalanan sejarah Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat sejak tanggal 17 Agustus 1945, mengalami gejolak yang sangat dinamis tapi juga sangat berbahaya sesuai dengan zamannya dengan berbagai bentuk hambatan, tantangan, gangguan dan ancaman (HTGA), baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.

Untuk menjamin kelangsungan hidup NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 menuju terwujudnya cita-cita nasional, sangat disadari perlu dukungan rakyat  secara menyeluruh sebagai gerakan bersama berdasarkan sikap dan perilaku atau karakter bangsa yang berciri nilai-nilai Pancasila.

Sesungguhnya Presiden Soekarno Presiden Pertama NKRI sejak kemerdekaan telah mengingatkan pentingnya karakter bangsa Indonesia yang dibangun atas dasar kedalaman penghayatan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara.

Konsep nation building bukan sekadar membentuk satu “nation” Indonesia, tetapi membentuk nation Indonesia yang bahagia, nation Indonesia yang berkepribadian tinggi, nation Indonesia
yang hidup di dalam satu masyarakat adil dan makmur tanpa exploitation de l’homme par l’homme (eksploitasi manusia atas manusia).

Pembangunan karakter meletakkan
landasan moral dan pola perilaku serta menanamkan nilai-nilai etik dan keluhuran budi pekerti yang sesuai amanah kebangsaan Pancasila dan UUD 1945. Karakter bangsa Indonesia pada hakikatnya adalah nilai-nilai Pancasila yang harus terus menerus dipahami, dihayati, dan dimiliki oleh setiap warga negara melalui proses pendidikan untuk selanjutnya diaktualisasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sehingga akan terwujud nyata dalam tindakan yang memunculkan bangsa
Indonesia yang relijius, menjungjung tinggi hak asasi manusia, persatuan dan kesatuan bangsa yang semakin kokoh, demokrasi yang semakin berkembang serta keadilan sosial yang semakin nyata bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang sangat cepat serta perkembangan globalisasi yang sangat dinamis, telah berdampak besar terhadap perkembangan karakter bangsa Indonesia.

Perkembangan IPTEK telah memberikan dampat positif dan negatif terhadap
pekembangan peradaban umat manusia termasuk bangsa Indonesia.

Proses pendidikan telah berubah lebih modern yang telah merubah pola kehidupan, menciptakan peluang aktifitas ekonomi semakin luas dengan persaingan yang semakin tinggi, pengenalan budaya nasional ke manca negara yang semakin cepat berkolaborasi dengan budaya bangsa-bangsa lainnya, komunikasi antar masyarakat di dalam negeri dan luar negeri yang semakin mudah dan cepat dengan kebebasan bersuara dan berekspresi yang semakin bebas. Perkembangan peradaban modern semakin cepat dengan berbagai nilai-nilai positif dan negatif yang menyertainya dapat bangsa berciri Pancasila melalui jalur pendidikan, lingkungan dan jalur pekerjaan. Metode pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan yang ada sekarang ini
perlu dievaluasi menyeluruh dan menerapkan metode baru yang dapat mengantisipasi perkembangan peradaban modern yang sangat diwarnai dengan pekembangan IPTEK dan globalisasi yang sangat cepat dan dinamis.

Pengalaman dan pendapat para guru dan dosen PPKN (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) dari tingkat Sekolah Dasar hingga Perguruan TInggi perlu diperhatikan agar proses pendidikan PPKN ke depan mengalir dari bawah ke atas dan benar-benar menghasilkan karakter bangsa
yang berciri nilai-nilai Pancasila.

Untuk menumbuhkan kesetiaan pada Pancasila dan penerapan nilai-nilainya
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sangat tergantung kepada tingkat rasa Cinta Tanah Air dan Wawasan Kebangsaan yang dimiliki oleh setiap warga negara.

Oleh karena itu pendekatan pendidikan karakter bangsa berciri nilai-nilai Pancasila haruslah mendahulukan upaya untuk menumbuhkan rasa Cinta Tanah Air dan Wawasan Kebangsaan dengan memperkenalkan NKRI seutuhanya baik dari segi fisik alamiah (peta Indonesia termasuk kekayaan alam dan penduduk) maupun dari segi sosial budaya (sejarah nasional termasuk sejarah perjuangan kemerdekaan). Dengan mengenal Indonesia seutuhnya diharapkan akan muncul rasa Cinta Tanah Air dan Wawasan Kebangsaan untuk selanjutnya diperkenalkan Pancasila akan timbul àkeyakinan dan ketepatan Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa dan negara. Dari tumbuhnya rasa Cinta Tanah Air, Wawasan Kebangsaan dan keyakinan atas Pancasila, diharapkan akan timbul kesetiaan kepada Pancasila. Kesetiaan kepada Pancasila berarti setia kepada NKRI, dan jika setiap warga
negara sudah memilikinya dapat dipastikan akan tumbuh kerelaan berkorban dan ketulusan untuk melakukan yang terbaik bagi bangsa dan negara sebagai bentuk nyata ikut serta menjaga, membangun, melindungi dan menjamin kelangsungan hidup NKRI
dalam rangka bela negara.

Perkembangan IPTEK dan globalisasi yang cepat dan dinamis akan terus menimbulkan bentuk-bentuk HTGA yang dapat melemahkan
Ketahanan Nasional.

Hanya dengan kekuatan rakyat yang cerdas dan berkarakter bela negara yang mampu mengatasi segala bentuk HTGA yang semakin canggih dan sulit
terdeteksi untuk menyelamatkan negeri yang kita cintai ini. Pendidikan karakter bangsa  sejak dini menjadi kunci dapat tampilnya kekuatan rakyat di masa depan yang tangguh, militan dan siap mati untuk ikut serta menjamin kelangsungan hidup NKRI berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 menuju terwujudnya cita-cita bangsa Indonesia.

 

Bogor, akhir Juli 2024.

Martika Edison siliwanginews.net

 

 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan