Menjaga  Jalan  Braga Supaya Tetap Indah

 

JALAN BRAGA NAN PENUH PESONA.

Bandung, Siliwanginews.net ===== Saat ini Jalan Braga Kota Bandung telah menjadi tujuan wisata populer di Kota Bandung , apalagi pada hari Libur banyak yang menikmati berbagai hiburan maupun jajanan kuliner maupun belanja berbagai keperluan dan lukisan yang sangat terkenal.

Namun , dengan berbagai fasilitas yang di siapkan oleh para pengusaha maupun dari Pemkot Bandung  Jalan Braga tetap harus di Jaga dan di Awasi oleh semua orang yang menjadi pencinta Jalan Braga, supaya Jalan Braga Tetap Indah , Nyaman dan Penuh Pesona sebagai Daya Tarik bagi Pengunjung , apalagi para Wisatawan Lokal dan Mancanegara.

” kami sebagai pencinta Jalan Braga tetap akan menjaga dan memperhatikan apa yang menjadi perkembangan dan kemajuan maupun fasilitas yang ada di Jalan Braga “, ungkap Pahe Suherman Seniman Lukis yang selalu memperhatikan Perkembangan Jalan Braga.

” Saya menghimbau kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bandung maupun Instansi Terkait untuk memperhatikan dan menjaga keindahan Jalan Braga, yang telah mempunyai nilai histori di mata dunia internasional”, harap Pahe Suherman dengan Penuh Semangatnya kepada Wartawan Siliwanginews.net , Senin ( 7 Oktober 2024).

Sejarah Jalan Braga Bandung dan 5 Hal Menariknya yang Perlu Kamu Tahu

Jalan Braga adalah sebuah jalan yang sangat bersejarah di Kota Bandung, Jawa Barat. Jalan tersebut telah menjadi saksi bisu perkembangan zaman yang sedari dulu digunakan sebagai pusat perbelanjaan dan tempat berkumpul pada masa Hindia Belanda.Dengan kesejarahan yang kaya, Jalan Braga bukan hanya sebatas jalanan biasa, tetapi sebuah warisan bersejarah yang terus hidup hingga kini. Perjalanan liburan ke Kota Bandung pun tentu tidak lengkap tanpa singgah di sepanjang jalan ini.

Dulunya jalanan ini adalah jalan yang sepi dan tegang. Seiring berjalannya waktu, jalan ini menjadi destinasi yang kerap disambangi oleh anak-anak muda dari berbagai penjuru sebagai tempat hangout mereka. Ratusan tahun lalu, Jalan Braga mulai ramai di bawah pemerintahan Hindia Belanda.

Meski telah mengalami berbagai transformasi, Jalan Braga memiliki beberapa fakta menarik yang mewarnai keberadaan jalan yang legendaris ini. Berikut beberapa fakta yang harus Anda ketahui tentang Jalan Braga

Awal Mula Nama Braga di Zaman Kolonial Belanda

Masa kolonial Belanda di Indonesia, memberikan fondasi kuat pada sejarah awal dari Jalan Braga. Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, Bandung saat itu menjadi tempat favorit bagi masyarakat Eropa, terutama Belanda, untuk beristirahat dari cuaca panas di kota-kota lain di Indonesia. Jalan Braga lalu berkembang menjadi pusat perdagangan dan hiburan yang populer bagi masyarakat Eropa dan elite lokal.

Dilansir dari laman resmi detik.com dan indonesia.go.id, nama Braga memiliki beragam interpretasi yang hingga kini masih berselit-selit. Berikut uraiannya:

  • Braga berasal dari nama seorang penulis naskah drama yakni Theotila Braga pada tahun 1834 – 1924. Hal itu karena, kawasan ini dulunya pernah menjadi markas perkumpulan drama Belanda yang didirikan pada 18 Juni 1882 oleh seorang Asisten Residen, Peter Sijthot.
  • Beberapa juga menyatakan bahwa nama Braga bermula dari minuman keras khas Rumania yang sering disajikan di Societeit Concordia (sekarang Gedung Merdeka) di bagian selatan Bragaweg.
  • Pendapat lain mengatakan jika nama Braga diambil dari nama dewa puisi dalam mitologi Jerman yaitu Bragi.
  • Para ahli sastra Sunda menyebut bahwa nama Braga merujuk pada kata “Baraga” yakni jalan di tepi sungai, dimana Jalan Braga memanglah terletak di tepi Sungai Cikapundung.
  • Dalam bahasa Sunda, nama Braga juga berasal dari kata “Ngabaraga” yang memiliki arti bergaya memamerkan tubuh, nampang, atau mejeng.

Menurut catatan sejarah, Braga awalnya adalah jalan pedati berlumpur yang dikenal juga sebagai karrenweg atau pedatiweg. Jalan Karrenweg menghubungkan gudang kopi milik Andreas de Wilde (sekarang Balai Kota Bandung) dengan Jalan Raya Pos (sekarang Jalan Asia Afrika).

Pada akhir abad ke-19, Jalan Braga mengalami perkembangan seiring dengan pembangunan Kota Bandung. Kawasan ini menjadi pusat perbelanjaan untuk warga Eropa, terutama para preangerplanters atau pengusaha perkebunan teh.

Pada masa penjajahan, Jalan Braga menjadi pusat perbelanjaan terkenal bagi kaum berduit dan dijuluki sebagai De meest Eropeesche winkelstraat van Indie atau komplek pertokoan Eropa paling terkemuka di Hindia Belanda. Hal ini disampaikan oleh Haryoto Kunto dalam bukunya Wajah Bandoeng Tempo Doeloe (1984).

1. Toko Pertama di Braga

Toko pertama yang berdiri di Jalan Braga bukanlah toko rias atau cafe tempat bersantai, melainkan toko senjata api. Toko ini dibangun oleh C.A. Hellerman pada tahun 1894.

Tidak hanya menjual senjata api saja, toko tersebut juga menjual sepeda, kereta kuda, dan juga sebagai tempat reparasi senjata api.

Sebagai seorang pebisnis yang cerdas, Hellerman melihat potensi bisnis di Jalan Braga dan mendirikan toko-toko baru di sekitarnya. Sayangnya, toko pertamanya yang sekarang dikenal sebagai bangunan tua nomor 51 telah hancur dan ditinggalkan oleh pemiliknya.

2. Jalan Culik Braga

Pada masa lampau, Jalan Braga merupakan sebuah jalanan kecil yang sepi dan sunyi. Keadaan sepi tersebut menjadikan jalan ini rentan terhadap tindak penculikan dan pembegalan, sehingga menciptakan tingkat kriminalitas yang tinggi pada masa itu.

Jalan Braga juga memiliki reputasi sebagai tempat yang angker, dengan banyaknya orang yang disiksa dan bahkan meninggal dunia saat melewati lokasi tersebut, yang menjadikan jalanan ini semakin sepi.

Selain itu, sejak terjadinya agresi militer, Jalan Braga dijadikan tempat patroli oleh tentara kolonial dan banyak pembantaian yang terjadi di sana.

3. Tempat Komersial Dan Hiburan

Pada awal abad ke-20, Jalan Braga menjadi pusat kehidupan sosial dan ekonomi Bandung. Banyak bangunan bersejarah bergaya kolonial Eropa dibangun di sekitar jalan ini.

Gedung-gedung indah seperti Hotel Savoy Homann, Grand Hotel Preanger, dan Gedung Merdeka menjadi saksi bisu kemegahan arsitektur pada masa itu.

Jalan Braga juga menjadi pusat kegiatan budaya dan hiburan. Kafe, toko mewah, restoran, dan bioskop bermunculan di sepanjang jalan ini, sehingga menciptakan atmosfer yang menarik para wisatawan dan masyarakat setempat.

Masyarakat elite Bandung sering berkumpul di sini untuk berdiskusi, menikmati seni, atau sekadar bersantai.

4. Awal Dari Julukan “Kota Kembang”

Meskipun Bandung juga terkenal dengan keberagaman taman bunganya, namun julukan “Kota Kembang” tidak berasal dari kesejukan bunga-bunga itu. Sebaliknya, ini merupakan sebuah kiasan berkonotasi negatif di era Belanda.

Bersamaan dengan ramainya Jalan Braga sebagai tempat pertemuan para bangsawan, kehadiran hiburan malam di sudut remang-remang, membuatnya juga dikenal oleh turis mancanegara yang mencari wanita-wanita cantik di kota ini. Sejak saat itulah, Bandung dijuluki sebagai “Kota Kembang”.

Walau begitu, Jalan Braga tetap menjadi simbol sejarah dan budaya yang mencerminkan perubahan zaman dan peranannya dalam perkembangan kota Bandung.

Wisatawan kini dapat menjelajahi Jalan Braga untuk menikmati perpaduan antara sejarah dan gaya hidup kontemporer yang menarik.

5. Pusat Wisata dan Nostalgia

Kini, Jalan Braga menjadi salah satu pusat wisata yang paling dicari di Kota Bandung. Setiap hari, jalan ini dihiasi dengan lampu-lampu temaram yang memberikan sentuhan romantis pada malam harinya.

Wisatawan dapat menikmati jalan-jalan di trotoar yang ramai atau mencoba kuliner khas Bandung di restoran dan kafe yang kental dengan nuansa nostalgia.

Dengan perpaduan antara gemerlap masa lalu dan dinamika kehidupan modern, Jalan Braga tetap menjadi jantung kota Bandung yang menyimpan sejuta cerita.

Sebagai warisan bersejarah yang hidup, Jalan Braga terus menjadi saksi bisu perkembangan kota dan tempat bagi para pengunjung untuk merasakan pesona nostalgia yang abadi.

Sumber ; detik.com ; foto /Ist.

Martika Edison siliwanginews.net

Komunitas artawan penjaga jalan braga kota bandung

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan