Bandung -siliwanginews.net
Pemerintah Provinsi Jawa Barat berkomitmen menurunkan angka prevalensi stunting dari 21,7 persen pada 2023 menjadi 14-15 persen pada 2024. Hal ini disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman, dalam Pertemuan Evaluasi Penanganan Stunting dan Aksi Stunting Award (ASA) di Hotel Holiday Inn, Kota Bandung, Senin (25/11/2024).
“Kami berharap hasil aksi konvergensi di lapangan yang dilakukan 27 kabupaten/kota dapat menurunkan angka stunting secara signifikan hingga mencapai 14 atau 15 persen pada 2024,” ungkap Herman.
Sebagai bentuk konkret, Pemprov Jabar mendukung penuh pelaksanaan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) oleh Kementerian Kesehatan. Selain itu, Pemda Kabupaten/Kota juga didorong untuk mengeksekusi langkah langsung di lapangan, termasuk pemberian tablet tambah darah bagi ibu hamil, pemeriksaan kesehatan rutin minimal enam kali selama kehamilan, dan konsumsi protein hewani.
Herman juga menekankan pentingnya pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan serta pemberian makanan kaya protein hewani untuk anak usia 7-24 bulan.
“ASI bukan hanya memberikan manfaat kesehatan, tetapi juga mempererat kasih sayang antara ibu dan anak, sesuatu yang tak tergantikan oleh teknologi apa pun,” ujar Herman.
Ia optimis target menurunkan angka stunting ke bawah 10 persen pada 2025 dapat tercapai melalui kolaborasi lintas sektor dan pendekatan sabilulungan. “Kami tingkatkan sinergi dengan kepala dinas kesehatan, puskesmas, dan camat untuk bersama-sama mencapai target ini,” tegasnya.
Acara Aksi Stunting Award menjadi ajang apresiasi bagi kabupaten/kota yang menunjukkan kinerja terbaik dalam penanganan stunting, dengan mengusung tema “Merajut Asa untuk Jawa Barat”. Herman berharap penghargaan ini memotivasi semua pihak untuk terus berkontribusi demi generasi masa depan yang sehat dan unggul.
Hilman R