“SEJARAH D’LEMPAR PISAU INDONESIA”. OLEH ; ELLEN RAMLAN.
1
Sejarah Singkat
Perjalanan Olahraga Lempar Pisau dan Kapak di Indonesia
Kegiatan lempar pisau di dunia memiliki perjalanan sejarah yang cukup panjang. Secara singkat, lempar pisau sebagai kegiatan olahraga dan hiburan mulai dikenal yaitu pada masa perang kemerdekaan Texas (1835-1836).
Publik mengenal James Bowie, seorang tentara Amerika, lewat keberaniannya pada pertempuran Alamo (1836).
Jenis pisau yang digunakan James Bowie pada berbagai pertempurannya, dikenal sebagai “Pisau Bowie”. Di sela-sela perang, James Bowie, melempar pisau sebagai hiburan dan pengisi waktu. Kegiatan ini mulai diikuti dan segera menjadi populer di kalangan tentara Konfederasi saat perang Texas
dan di Amerika.
Di Amerika, olahraga lempar pisau dan kapak ini bahkan menjadi kegiatan bersantai dengan keluarga yang sering dilakukan bersama di halaman belakang rumah.
Lempar pisau dan kapak kemudian semakin digemari dan berkembang di dunia.
International Knife Throwers Hall of Fame (IKHTOF), organisasi yang berlokasi di Austin-Texas, Amerika, kemudian membuat aturan dan standar kesalamatan untuk olahraga lempar pisau dan kapak pada tahun 2003.
Banyak klub-klub dan komunitas lempar pisau dan kapak di berbagai belahan dunia mengikuti standar dan aturan IKHTOF, termasuk komunitas D’lempar pisau dan kapak di Indonesia.
Kejurnas pertama tahun 2012 di Bandung .
Kejurnas tahun 2016 berhasil memecahkannrekor Original Rekor Indonesia (ORI) untuk kategori melempar pisau terbanyak dalam satu target.
Foto: Dok.D’Lempar Pisau Indonesia. D’Lempar Pisau Indonesia
Akhir tahun 1980-an.Kegiatan lempar pisau di Indonesia bermula dari kelompok mahasiswa Seni Rupa
Institut Teknologi Bandung (ITB) yang sering berkumpul di kampus sekitar tahun 1988.
Kumpulan mahasiswa ini terbentuk karena menyelesaikan tugas-tugas kampus dan sebagian lagi mengisi waktu
senggang dengan melakukan berbagai macam kegiatan, mulai dari otomotif, motor, kegiatan alam bebas hingga lempar pisau.
Karena saat itu akses informasi masih sangat terbatas, para mahasiswa ini menggunakan rujukan film- film yang menampilkan adegan lempar pisau sebagai referensi (padahal bisa jadi apa yang dilihat dalam film berbeda dengan real nya) sehingga sulit dipelajari tekniknya, dan yang paling akurat hasil ngobrol- ngobrol dengan orang-orang yang pernah mencoba melempar bersama tentara atau informasi langsung
dari tentara tentang bagaimana melempar pisau.
Berdasarkan hasil ngobrol-ngobrol akhirnya diketahui teknik melemparnya, yaitu dengan cara di pegang blade dengan cara tertentu dan dilempar ke target kayu (teknik ini sekarang kita kenal dengan teknik halfspin).
Pada akhirnya Tehnik half-spin ini lah yang coba di eksplor oleh para mahasiswa Seni rupa tersebut
walau jarak sebatas 3 s/d 6 meter, dengan jarak balok kayu yang diberdirikan, seperti halnya target
untuk latihan tentara.
Seiring berjalan waktu dimana menjadi seorang mahasiswa harus lulus dan keluar.
3
dari kampus akhirnya generasi ini sdh tidak ada dikampus, tapi menariknya ternyata kegiatan ini masih dilanjutkan oleh mahasiswa angkatan berikutnya. Bagi para alumni akhirnya aktivitas melempar hanya dilakukan secara pribadi dan sporadis.
Desember 2009. Lempar pisau kembali menemukan “nyawa” ketika salah satu Alumni ( Ellen Ramlan) diminta oleh panitia, melakukan demonstrasi lempar pisau di acara Braga Bike Festival (event Bikers Brotherhood MC Indonesia) pada akhir tahun 2009.
Acara demonstrasi ini dibantu teman-teman dari Indonesian Blade. Ellen Ramlan, yang melakukan Demonstrasi salah satu alumni dari mahasiswa Seni Rupa ITB termasuk juga Pendiri Bikers Brotherhood MC Indonesia (SS Diponegoro), dari moment inilah akhirnya mulai berpikir untuk mengumpulkan kembali teman-teman lamanya, para alumni seni rupa.
Mereka kemudian berjejaring di Facebook dengan membentuk Group “D’Lempar Pisau Indonesia”. Pemilihan nama ini mengikuti penamaan khas kegiatan para mahasiswa Seni Rupa ITB tahun 1980-an akhir sesuai dengan minatnya.
Misalnya, D’Ngopi untuk mereka yang suka kopi atau D’Motor bagi mereka yang suka mengutak-atik motor tua, D’Campers bagi yang suka camping dan (D’Lempis).
D’Lempar Pisau adalah bagi mereka yang suka melempar pisau. Para pendiri D’Lempar Pisau : Ramlan, Zen Ahmad. Anta Widdjaya, Goy Gautama, Acung Bragowo dan Gani Ruswandi.
Maret 2010. Setelah berkomunikasi lewat medsos, akhirnya kopi darat di Kampus Itenas Bandung. Dengan membawa pisau-pisau seadanya termasuk target yang digunakan pun seadanya.. dan sejak saat itu mereka (Tim awalun) mulai menggagas latihan rutin lempar pisau yang dilakukan setiap hari sabtu di kampus Itenas,
Alhamdulillah beberapa alumni mulai berkumpul termasuk mahasiswa itenas, termasuk beberapa teman lama non seni rupa. Aktivitas ini akhirnya juga mendapat respon bagus baik dari alumni maupun masyarakat luas, dengan mulai merambat ke kota Jakarta, Bekasi dan kota-kota lainnya, dan akhirnya
Kegiatan lempar pisau mulai dilaksanakan di kota-kota di provinsi lainnya di Indonesia dari Sumatera
hingga Papua.
Jumlah anggota yang ikut bergabung untuk belajar dan berlatih pun semakin banyak. Disamping itu sejak 2010 D’Lempar Pisau melakukan Komunikasi dengan pelempar-pelempar di dunia
(Amerika dan Eropa), termasuk melakukan komunikasi dan kordinasi intens dengan Direktur IKTHOF
(International Knife Throwing Hall Of Fame) yaitu Mr Mike “Alamo” Bainton.
Dimana saat itu IKTHOF memang sudah memiliki aturan aturan baku dan Regulasi yang jelas dalam lempar pisau dan kapak, sehingga regulasi tersebut kita coba aplikasikan dalam aturan lempika di Indonesia. Alhamdulillah pada 2011 D’Lempar Pisau Indonesia mendapat pengakuan dari IKTHOF dengan keluarnya sertifikat :
5
Yang menarik juga adalahbagaimana D’Lempar Pisau Indonesia bisa menjalin hubungan baik dengan pihak TNI dan POLRI (Brimob), dengan mengadakan latihan bareng di kesatuannya masing-masing, seperti di Mako 301 Kian Santang, Mako Kopassus grup 23 Salamenda, Mako Brimob Sayang, dan berbagai satuan lainnya, hal ini tidak terlapas dari peran pembina D’Lempis Mayjen Inf Asrobudi M.Ikom, yang sejak 2010 menjadi pembina bagi D’Lempis.
KEJURNAS I November 2012 SOR HOKI BANDUNG, Merupakan kejuaraan nasional pertama yang diselnggarakan oleh D’Lempar Pisau Indonesia, peserta kurang lebih 90 partisipan, berasal dari Bandung, Jakarta, Bekasi, Jogya dengan memperlombakan kelas pisau fullspin dari jarak 2,3,4,5,6,7 meter, 3 pisau tiap jarak, 6 jarak untuk setiap ronde, dan dilaksanakan dalam 4 ronde.
KEJURNAS II Oktober 2014 SOR HOKI BANDUNG
Pada moment ini keterlibatan peserta semakin besar, kurang lebih 140 peserta yang terlibat, datang dari Bandung, DKI, Bekasi, Cikampek, Jogya, Lampung, Kolaka Sultra, Malang, termasuk keterlibatan peserta dari TNI, Menwa dan Pramuka.dengan memperlombakan kelas pisau fullspin dari jarak
2,3,4,5,6,7 meter, 3 pisau tiap jarak, 6 jarak untuk setiap ronde, dan dilaksanakan dalam 4 ronde.
Pembukaan Kejurnas ini oleh Dandim 0618 BS Letkol Inf. Rudi M Ramdhan, didampingi Ketua Dispora Kota Bandung, dan Danyon Brimob Sayang Jatinangor.
6
KEJURNAS III Desember 2016.
pada Kejurnas ke-tiga kembali diselenggarakan di Bandung tepatnya di lapang Taman Pramuka jl Riau, pada kejurnas ini peserta semakin banyak yang datang dari berbagai daerah di Indonesia, Bandung, DKI, Bekasi, Bogor, Cikampek, Lampung, Kaltim, Jogya, Jatim, Solo, Malang, Bali. Termasuk juga peserta dari Brimob, Menwa dan Pramuka dll.
Pada moment ini pembukaan kejurnas dilakukan oleh Ketua Koni Jabar bpk Brigjen TNI Ahmad Saefudin.pada kesempatan kejurnas ini D’Lempar Pisau Indonesia memecahkan rekor Original Rekor Indonesia (ORI) untuk kategori melempar pisau terbanyak dalam satu
target. Termasuk di event ini kita kedatangan tamu dari pelempar pisau Perancis Pirre Cazoulat.
Kegiatan lempar pisau dan kapak terus berkembang. Saat ini ada sekitar 6500 lebih anggota yang bergabung di dalam Group Facebook D’Lempar Pisau Indonesia. Kegiatan ini juga semakin menyebar di kota-kota lain di Indonesia. Olahraga lempar pisau dan kapak juga sering diliput oleh media, diundang ke
berbagai acara televisi, maupun ke acara-acara instansi pemerintah dan non-pemerintah untuk demonstrasi atau memberikan pelatihan.
Maka dampak dari liputan media-media inilah yang pada akhirnya ikut mendorong sosialisasi olah raga lempika ke masyarakat umum.
Didaerah-daerah juga perkembangan lempar pisau dan kapak cukup signifikan, semakin banyak
bermunculan pelaku Lempika di propinsi-propinsi yang sebelumnya belum ada.
Walau seperti itu kehati-hatian terus dilakukan, menjaga jangan sampai aktivitas ini disusupi oleh orang
atau kelompok yang tidak bertanggung jawab, dan menggunakan keahlian ini untuk kegiatan diluar olah
raga.
Deklarasi FORLEMPIKA di Gedung KONI Jawa Barat, Bandung pada 24 September 2017.
FORLEMPIKA
Maret 2017. atas prakarsa dari beberapa anggota maka dibentuklah Tim Ad Hoc untuk menghadap ke Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).
Tujuannya untuk mengurus legalitas dan merancang langkah menjadikan olahraga lempar pisau dan kapak menjadi salah satu cabang olahraga yang diakui oleh KONI.
Tim ADHOC ini terdiri dari Asep Tedi Respati, Wijaya Taufik, Agnni Indra Sakti, Fadil Palewai dan Charlie Hardiansyah. Setelah melalui berbagai pertemuan dan pembahasan panjang, maka disepakati bahwa nama D’Lempar Pisau Indonesia tidak lagi memadai untuk digunakan sebagai nama organisasi resmi menuju anggota KONI. Federasi Olahraga Lempar Pisau dan Kapak Indonesia (FORLEMPIKA) akhirnya disepakati untuk digunakan.
Bentuk organisasi sebagai federasi bertujuan agar dapat menampung suara termasuk atlit- atlit dari berbagai daerah.
24 September 2017.
Deklarasi Federasi Olahraga Lempar Pisau dan Kapak Indonesia (FORLEMPIKA) di Gedung KONI Jawa Barat, Bandung
. D’Lempar Pisau Indonesia yang selama ini sebagai induk organisasi yang mewadahi olahraga lempar pisau dan kapak di Indonesia pada akhirnya melahirkan FORLEMPIKA. Sebanyak 22 orang yang datang mewakili berbagai klub di Indonesia dan 10 wakil yang memberikan dukungan secara online/daring, menandatangani dan ikut mendukung berdirinya FORLEMPIKA.
Federasi ini akan menjadi kendaraan olahraga lempar pisau dan kapak menjadi olahraga profesional, resmi dan diakui oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).
Sebagai Ketua Umum FORLEMPIKA, Ellen Ramlan terpilih secara aklamasi dan diminta untuk segera membuat struktur organisasi.
Atas pencapaian ini tim ADHOC, secara resmi dibubarkan.
9 – 10 Desember 2017.
FORLEMPIKA dan D’Lempar Pisau Indonesia dengan dukungan KONI Jawa Barat menyelenggarakan acara kejuaraan nasional bertajuk Inthrowduction di Bandung.
Acara inimerupakan acara resmi pertama FORLEMPIKA. Diharapkan dalam event ini sebagai penyemangat dan pengenalan wadah resmi Porlempika ke publik
30 November – 2 Desember 2018. Indonesian Great Knife and Axe Thrownament 2018, yang merupakan kejuaraan nasional lempar pisau dan kapak di Kampus Universitas Indonesia pada tanggal 30 November – 2 Oktober 2018, merupakan acara ke-dua yang diselenggarakan di bawah FORLEMPIKA
dan D’Lempar Pisau Indonesia.
Sebagai tuan rumah acara ini adalah Jakarta Knife Throwing (JKT) Club, yang dalam pelaksanaannya akan dibantu oleh Tim Event Organizer CryptoPro.
Catatan Penutup:
Sesuai juga dengan peraturan pemerintah yang tidak boleh menggunakan kata Federasi, maka sejak
2020 sesuai juga dengan Akta Notaris di rubah menjadi kata Perkumpulan (PORLEMPIKA) Saat ini PORLEMPIKA sedang terus melengkapi berbagai dokumen yang diperlukan untuk menjadi anggota KONI, salah satu dokumen pentingnya adalah keberadaan pengurus propinsi dan min 2 kali
Kejurnas Porlempika. PORLEMPIKA memiliki harapan untuk terus membuat regulasi, melakukan inisiasi
dan fasilitasi serta mengkoordinasikan setiap bentuk olahraga lempar pisau dan kapak di seluruh wilayah
Republik Indonesia dengan semboyan: Berbeda, Bersatu, Berjaya!.
Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI No.AHU 0003348.AH.01.07.TAHUN2020.
Disalin oleh; Lies Kurniaty dan Martika Edison siliwanginews.net.
D’ LEMPAR PISAU INDONESIA ( D’LEMPIS) GELAR BUKBER PADA HUT KE 14 D’LEMPIS.
D’ Lempar Pisau Indonesia ( D’Lempis) menggelar Buka puasa Bareng ( Bukber) dalam hari jadinya yang ke 14 pada hari Minggu, 24 Maret 2024 bertempat di lapang SOR HOKI jalan Cikutra, Bandung
Dalam kesempatan ini salah satu deklarator D’Lempis Ellen Ramlan menyampaikan,” Alhamdulillah 14 tahun, sebuah perjalanan dari sebuah titik kecil yang menyebar ke seluruh dunia, lahirnya sebuah peradaban baru di Indonesia yang ikut mendorong aktualisasi masyarakat nusantara melalui budaya lempar melempar ke tingkat dunia. Semoga segala harapan dan cita2 dari D’Lempar Pisau Indonesia akan selalu dimudahkan” .
Dirgahayu D’Lempar Pisau Indonesia
“Beware of flying metal” (Ilustrasi kejadian apa adanya di area tahun 88 lapang tengah Seni Rupa ITB dimana aktivitas melempis dilakukan secara masiv dan berkelompok dengan muncul nama D’Lempis, disamping nama2 lainnya D’Dayung, D’Campers, D’Puisi dll).
Lies Kurniaty dan martika Edison siliwanginews.net